Monday, June 27, 2016

Cerita dari sang nenek



Kemaren dikarenakan pulang dari Bandung udah jam stengah 1-an (ban bocor di tol) menjadikan saia super duper ngantuk berat. Ijin gak masuk kursus saking ngantuknya. Seharusnya, tahun ini adalah tahun saia back to campus, tapi saia ikut yang tahun depan…bareng temen2 angkatan.

Semalem, saia lagi liat2 medos seperti biasa dan ngeliat ada yang share video. Ngeliat komen temen yang ngeshare, jadi gak mau liat. Pastinya sedih deh, tapi saia liat juga dan hiksssssssssss super duper sedih tentang nenek yang disiksa cucunya. Paling kasian liat nenek yang dipukuli kepalanya pake gayung, dijewer, apalagi pas dia ngasih sabun or sampo ke kepala nenek dan nenek itu nyabunin kepalanya dan dirinya, asli sedih bangetttthhhh….hiksss….hikssss….hiksssssssssssss….sampe si orat bilang, ngapaian juga sih liat2 video yang kayak gt, jadi kepikiran kan!!!! Beneran loh, jadi kepikiran dan saia berdoa kepada Tuhan supaya si nenek bisa diselamatkan. Nenek tua yang duduk di kursi bakso plastic warna hijau dimandiin sama cucunya yang lagi hamil nan kejam. Jalan tertatih2 disuruh berdiri, asal2an siram sana sini dan balik pake tongkat kayu. Sediihhh….dan ternyata Tuhan Yang Maha Pengasih melihat dan mendengar doa2 kami sehingga pada hari ini sang nenek sudah aman di Panti Sosial. Yah, rumah aman bagi para lansia yang menderita.

Tiba-tiba, saia jadi berpikir, biarlah waktu berjalan melambat, seperti masa2 dahulu kala. Ketika saia kecil tahun 90-an sepertinya waktu berjalan sangat lambat. Paling lambat saia rasakan ketika kelas 1 SMP, waktu sangat amat lambat, mau cepet2 naik kelas, tapi lambaaaattttt banget dan sekarang malah cepet banget. Makin lama, manusia makin menua. Akan tumbuh manusia2 baru yang muda dan kuat dibanding manusia2 lama yang menua. Sedih. Ya sedih. Entah mengapa. Biarpun masa lalu sudah tak dapat diraih kembali, tapi saia ingin setiap detik dari kehidupan ini terlewati dengan baik. Saia ingin waktu kembali seperti dulu. Waktu yang nyaman. Waktu yang banyak untuk dapat menikmati hidup. Tapi, mengapa sekarang waktu begitu cepatnya berlalu?

Kata mama, dulu umur 25 tahun, pasti orangnya udah dewasa banget, sangat dewasa, tapi sekarang umur 25 tahun masih kayak anak2. Kenapa yah? Apa ada perubahan dalam ekosistem manusia. Salah satu artis Indonesia, pernah saya profilnya di majalah Kartini punya mama tahun 80an sepertinya. Sang artis berusia 22 tahun menceritakan tentang kuliahnya, tentang hal2 yang dilakukan, dll. Dia begitu dewasa. Nggak seperti anak 22 tahun jaman saia or jaman sekarang ini. Jauuuhhhh dari kata dewasa. Saia lulus kuliah umur 21 tahun, tapi saia tidak merasa seperti anak umur 21 tahun seperti yang digambarkan para dewasa muda di majalan Kartini-nya mama. Di majalah itu juga ada laman khusus buat para orang muda. Saia lihat rubrik sweet seventeen. Mungkin ketika orang2 itu sweet seventeen saia belum lahir atau masih bayi or balita, tapi saia lihat mereka begitu dewasa di usia 17 tahun itu. Berbeda sekali dengan anak usia 17 tahun jaman sekarang ini.

Back to my story tentang si nenek. Di masa mudanya dulu, pastinya dia tidak akan menyangka akan mendapat perlakuan buruk dari bakal keturunannya. Sedih. Ya pasti sedih. Dulu ia begitu kuat tapi kini tak berdaya. Tuhan, jaga selalu nenek tersebut dan kami manusia yang hidup di muka bumi ini, agar selalu lurus mengikuti jalan-Mu….amin.

No comments:

Post a Comment