Kemaren dikarenakan pulang dari Bandung udah
jam stengah 1-an (ban bocor di tol) menjadikan saia super duper ngantuk berat. Ijin
gak masuk kursus saking ngantuknya. Seharusnya, tahun ini adalah tahun saia
back to campus, tapi saia ikut yang tahun depan…bareng temen2 angkatan.
Semalem, saia lagi liat2 medos seperti biasa
dan ngeliat ada yang share video. Ngeliat komen temen yang ngeshare, jadi gak
mau liat. Pastinya sedih deh, tapi saia liat juga dan hiksssssssssss super
duper sedih tentang nenek yang disiksa cucunya. Paling kasian liat nenek yang
dipukuli kepalanya pake gayung, dijewer, apalagi pas dia ngasih sabun or sampo
ke kepala nenek dan nenek itu nyabunin kepalanya dan dirinya, asli sedih
bangetttthhhh….hiksss….hikssss….hiksssssssssssss….sampe si orat bilang,
ngapaian juga sih liat2 video yang kayak gt, jadi kepikiran kan!!!! Beneran loh,
jadi kepikiran dan saia berdoa kepada Tuhan supaya si nenek bisa diselamatkan. Nenek
tua yang duduk di kursi bakso plastic warna hijau dimandiin sama cucunya yang
lagi hamil nan kejam. Jalan tertatih2 disuruh berdiri, asal2an siram sana sini
dan balik pake tongkat kayu. Sediihhh….dan ternyata Tuhan Yang Maha Pengasih
melihat dan mendengar doa2 kami sehingga pada hari ini sang nenek sudah aman di
Panti Sosial. Yah, rumah aman bagi para lansia yang menderita.
Tiba-tiba, saia jadi berpikir, biarlah waktu
berjalan melambat, seperti masa2 dahulu kala. Ketika saia kecil tahun 90-an
sepertinya waktu berjalan sangat lambat. Paling lambat saia rasakan ketika kelas
1 SMP, waktu sangat amat lambat, mau cepet2 naik kelas, tapi lambaaaattttt
banget dan sekarang malah cepet banget. Makin lama, manusia makin menua. Akan tumbuh
manusia2 baru yang muda dan kuat dibanding manusia2 lama yang menua. Sedih. Ya sedih.
Entah mengapa. Biarpun masa lalu sudah tak dapat diraih kembali, tapi saia
ingin setiap detik dari kehidupan ini terlewati dengan baik. Saia ingin waktu
kembali seperti dulu. Waktu yang nyaman. Waktu yang banyak untuk dapat
menikmati hidup. Tapi, mengapa sekarang waktu begitu cepatnya berlalu?
Kata mama, dulu umur 25 tahun, pasti orangnya
udah dewasa banget, sangat dewasa, tapi sekarang umur 25 tahun masih kayak
anak2. Kenapa yah? Apa ada perubahan dalam ekosistem manusia. Salah satu artis
Indonesia, pernah saya profilnya di majalah Kartini punya mama tahun 80an
sepertinya. Sang artis berusia 22 tahun menceritakan tentang kuliahnya, tentang
hal2 yang dilakukan, dll. Dia begitu dewasa. Nggak seperti anak 22 tahun jaman
saia or jaman sekarang ini. Jauuuhhhh dari kata dewasa. Saia lulus kuliah umur
21 tahun, tapi saia tidak merasa seperti anak umur 21 tahun seperti yang
digambarkan para dewasa muda di majalan Kartini-nya mama. Di majalah itu juga
ada laman khusus buat para orang muda. Saia lihat rubrik sweet seventeen. Mungkin
ketika orang2 itu sweet seventeen saia belum lahir atau masih bayi or balita,
tapi saia lihat mereka begitu dewasa di usia 17 tahun itu. Berbeda sekali
dengan anak usia 17 tahun jaman sekarang ini.
Back to my story tentang si nenek. Di masa
mudanya dulu, pastinya dia tidak akan menyangka akan mendapat perlakuan buruk
dari bakal keturunannya. Sedih. Ya pasti sedih. Dulu ia begitu kuat tapi kini
tak berdaya. Tuhan, jaga selalu nenek tersebut dan kami manusia yang hidup di
muka bumi ini, agar selalu lurus mengikuti jalan-Mu….amin.